Selasa, 27 Desember 2016

Sepak Bola Era-90an - Temperamen Tim - Starting IX

Sepak Bola Era-90an punya Tim Temperamen yang saya susun sesuai rekan jejak sepakbola yang saya ikuti mulai dari Sepak Bola Era-90an sampai pertengahan 2000-an. Silahkan di baca, jika setuju atau ada tambahan, komen di bawah.

Sepak Bola Era-90an
1. Oliver Kahn
Di bawah mistar gawang kita perlu sosok Oliver Kahn, Kiper legendaris dari Jerman yang lama berkarir di Bayen Munchen. Jika Oliver Kahn bermain, saya kira tidak ada penyerang yang berani berkonfrontasi dengan kiper bertemperamen satu ini. Pelatih tak perlu was-was. 


Sepak Bola Era-90an
3. Pepe
Posisi Bek Kanan saya perlu Pepe, pemain berkebangsaan portugal, yang lama merumput di Real Madrid, selain jago menjaga pertahanan, pemain ini bermain seperti berkelahi. mengintimidasi lawan, menanduk lawan sampai menendang lawan jika emosinya sudah memuncak. Penyerang berwajah imut, takkan sanggup melawannya.


Sepak Bola Era-90an
6. Stam
Jaap Stam, Tinggi besar, piawai menghadang lawan pada massanya. Pemain Temperamen yang banyak memenangkan kejuaraan bersama Man. United. yang saya ingat Stam pernah berkonfrontasi dengan Ibrahimovic, Patrick Viera. Kira perlu memasangnya di jantung pertahanan. 


Sepak Bola Era-90an
23. Materazzi
Pemain-pemain Italia dikenal pandai mengelabuhi wasit, serta piawai memprovokasi lawan. Zidane sampai menanduk materazzi setelah di provokasi Matrix di Final Piala Dunia 2006. Materazzi jadi patner yang pas untuk Jaap Stam di jantung pertahanan. Dijamin penyerang lawan sulit untuk menahan emosinya jika sudah di provokasi.


Sepak Bola Era-90an
11. Mihajlovic
Lihatlah foto tersebut, sudah jadi pelatih pun Mihajlovic masih bertemperamen tinggi. Miha cocok di posisi kiri pertahanan, Legenda Lazio serta InterMilan ini pandai mengeksekusi bola mati, Miha dapat memprovokasi lawan ketika dibutuhkan.


Sepak Bola Era-90an
11. Effenberg
Steffen Effenberg mantna kapten Bayern Munchen yang memenangkan Liga Champion 2001. Gelandang serang yang gampang terpancing emosinya, Fernando Hierro, Raul Gonzales dan pemain lainnya pernah berkonfrontasi dengannya. dengan skill yang dibutuhkan, ia cocok di pasang sebagai gelangan serang.


Sepak Bola Era-90an
16. Roy Keane
Mantan Kapten Rep. Irlandia serta Man. United saat aktif bermain memiliki ketegasan terhadap wasit, lawan maupun kawan. Dengan sikap temperamennya Roy Keane beberapa kali terlibat keributan di dalam pertandingan. Alan Shearer, Gareth Southgate serta sang musuh abadi di dalam lapangan Patrick Viera (Arsenal). Duel Man. United Vs Arsenal yang saya tonton selalu seru jika ada Roy Keane dan Patrick Viera, yang tidak dapat saya temukan saat ini. Roy Keane Pas di Posisi gelandang bertahan.


Sepak Bola Era-90an
8. Gattuso
Gelandang bertenaga kuda peraih World Cup 2006 serta sederet gelar Internasional bersama AC Milan. Gattuso menjadi orang terdepan ketika ada keputusan wasit yang merugikan timnya, Orang pertama yang memutus serangan lawan, Ibaratnya di liga indonesia di sebut sebagai gelandang pengangkut air. Temperamen yang tinggi, dengan ekspresi yang meledak ledak. Edgar Davids, Poulsen, Joe Jordan pernah bersitegang dengannya. Gattuso bisa mengisi pos gelandang kanan dan bermain agak ke dalam. Profile Gattuso


Sepak Bola Era-90an
17. Joey Barton
Foto tersebut diambil pada saat Joey Barton muda membela Man. City. Joey Barton cocok untuk posisi kiri permainan serta menusuk ke pertahanan lawan. Agar bek-bek lawan merasakan aksi Barton entah dengan pukulan atau tendangan. Barton sepertinya tak pernah lepas dari temperamen tingginya. di Newcastle ia berkelahi dengan teman satu timnya Lee Bowyer, di pertandingan terakhir liga saat memperkuat QPR, melawan Man City, dia memukul Tevez, Menendang Aguero dan mendapatkan kartu merah. Di Marseille ia berkonfontasi dengan Ibrahimovic pada saat jumpa PSG. jika Barton tidak membuat ulah, mungkin tangan dan kakinya gatal.


Sepak Bola Era-90an
7. Cantona
King Cantona, legenda Man. United yang melayangkan tendangan kung-fu ke fans Cystal Palace bernama Matthew Simmons. Dengan sikapnya yang arogan, Provokatif. Cocok untuk mengisi satu posisi di lini serang Temeperamen Tim.

Sepak Bola Era-90an
10. Di Canio
Pemain dengan temperamen tinggi yang cocok berpasangan dengan King Cantona di lini serang, malang melintang di Liga Inggris dan Italia. Walau temperamen tinggi Di Canio pernah bersikat Fair Play saat ia berseragam Westham. Ketika Kiper Everton terkena Cidera dan open play, ia menangkap bola hasil umpan rekan setimnya, setidaknya jika pertandingan terus berlanjut, Di Canio bisa mencetak Gol dengan mudah.

Rabu, 21 Desember 2016

Sepak Bola Era-90an - Profile: Gennaro Gattuso

Sepak Bola Era-90an: Pertama kali melihat ia bermain di AC Milan, saya berfikir orang ini tempramental, meledak-ledak dalam pertandingan, tak pernah lelah menjaga setiap sudut lapangan. Pemain Asal Italia yang juga turut menjuarai Piala Dunia 2006. Gennaro Gattuso berjiwa spartan, bernafas kuda terlihat tak pernah lelah selama 90 menit permainan.
Bisa dikatakan itu efek masa muda Gattuso yang pernah bermain di Liga Skotlandia bersama Rangers. Liga yang mengandalkan fisik yang prima. Gattuso di AC Milan bertugas di sisi kanan dan main lebih ke dalam, Tugas Gattuso sebagai Pemutus serangan lawan. Ia di takuti lawan, di segani kawan. Penopang pemain kreatif seperti Pirlo, Seedorf, Kaka pada masanya. 

Sepak Bola Era-90an
(World Cup 2006)


Gattuso yang dikenal dengan permainan kerasnya, ekspresif, gampang naik darah pernah bersitegang dengan Edgar Davids, Emerson, Nedved, Poulsen, C. Ronaldo, Peter Crouch, sampai asisten pelatih Tottenham Hospurs, Joe Jordan pada pertemuan di Liga Champion 2010/11. Gattuso yang pernah menjabat sebagai Kapten AC Milan, sering pula berargumen dengan wasit, jika ia pikir keputusan wasit tersebut merugikan timnya.

13 Musim bersama AC Milan, Gattuso di sebut salah satu legenda Milan di era 2000-an. Memenangkan Scudetto, Liga Champion, UEFA Super Cup, Coppa Italia, Super Coppa Italia, Fifa Club World Cup. Gelar Individu seperti Best World Cup 2006, Top 10 Players 2006 juga pernah ia raih. Gattuso meninggalkan Milan pada akhir musim 2011-12 berbarengan dengan para Legenda AC Milan lainnya: Inzaghi, Zambrotta, Nesta, Seedorf, perpisahan di San Siro saat itu sangat haru, Milan Sudah seperti Keluarga untuk para pemain yang pernah bermain di dalamnya. Saat ini Gattuso Melatih Klub Liga Italia, Pisa. Menurut saya musim ini pemain yang bertipe seperti Gattuso ada pada Jurja Kucka, pemain asal Slovakia.

Sepak Bola Era-90an
(Champion League, 2007)

Selasa, 20 Desember 2016

Sepak Bola Era-90an - Profile: George Weah


Sepak bola Era-90an
(Weah dan Ballon d'Or, 1995)

Sepak Bola Era-90an: Pemain Afrika Pertama dan satu-satunya hingga saat ini (2016), yang meraih Gelar Pemain Terbaik Dunia / Ballon d'Or, Weah mendapatkan penghargaan tersebut kala berseragam AC Milan di tahun 1995. Prestasi Weah di tahun tersebut berhasil mengantarkan Milan menjuarai Liga Italia. Weah menjadi pelopor penyerang tajam asal Benua Afrika pada dekade 90-an. sebelum ada penyerang macam Samuel Eto'o, Didier Drogba serta Emmanuel Adebayor yang hadir pada generasi tahun 2004 ke atas.

Sepak bola Era-90an
(Weah memimpin Tim Nasional Liberia)

George Weah berwarga negara Liberia. Ia sempat mencalonkan diri menjadi Presiden Liberia pada Pemilu 2005. Weah yang populer di negara Liberia tidak mampu membawa ia memenangi Pemilu dan gagal menjadi Presiden Liberia.Weah memenangi penghargaan pemain terbaik Afrika sebanyak tiga kali, yaitu pada tahun 1989, 1994 serta 1995.

Sepak bola Era-90an
(Weah Muda saat berseragam PSG)

Awal karir di eropa weah merumput di Monaco serta PSG, Perancis. di kedua klub tersebut Weah berhasil mencetak gol sebanyak 79 gol. di Monaco dan PSG weah cukup berprestasi, membuat AC Milan tertarik merekrutnya pada tahun 1995. 

Sepak bola Era-90an
(Nomor Punggung 9 pada saat di AC Milan)

Selama 5 musim di Italia, Weah membantu AC Milan dalam urusan mencetak gol ke gawang lawan sebanyak 46 dari 114 pertandingan serta meraih 2 Scudetto pada tahun 1995-96 dan 1998-99. setelah merumput di AC Milan, Weah pindah ke Inggris memperkuat Chelsea dan Man. City. Weah memutuskan pensiun pada tahun 2001, klub terakhir yang ia bela ada Marseille, Perancis. Salah satu penyerang tangguh dan sukses dari benua Afrika pada era 90-an.

Sepak Bola Era-90an - Profile: Ronaldo Luís Nazário de Lima

Sepak bola Era-90an
(Final UEFA Cup 1998)

Sepak Bola Era-90an: Ini adalah momen yang masih melekat di kepala saya hingga sekarang, extra / opening yang selalu di tayangkan program sepakbola era 90-an, Planet Football. waktu itu ditayangkan stasiun TV RCTI. Pemain paling fenomenal di muka bumi pada saat itu dengan hebatnya mengocek Kiper S.S. Lazio, Marchegiani pada Final UEFA Cup 1998. ya Ronaldo kala itu membantu Inter Milan mengalahkan Lazio dengan skor 3-0.

Sepak bola Era-90an
(Ronaldo Muda di PSV Eindovend, Belanda)

Ronaldo muda mengawali karir di klub Cruizero kemudian pindah ke PSV Eindovend. Di PSV Ronaldo menjadi pemain muda yang menjulang karirnya, rajin mencetka gol menjadikan ia sebagai Top Skor Eredivise 1994-95, Ronaldo berpetualang ke Barcelona setelah 2 tahun di PSV Eindovend. di Barcelona Ronaldo berhasil menjuarai Copa Del Rey, UEFA Cup serta Super Copa de Espana.

Sepak bola Era-90an
(Ronaldo Berseragam Real Madrid dan Barcelona)

Ronaldo sering terkena tekel-tekel kasar dari para bek lawan. Saat pindah ke Inter Milan, Ronaldo sempat tidak bermain selama satu musim, tepatnya pada musim 2000-01 akibat cedera tendon parah yang ia derita. Ronaldo adalah salah satu dari sedikit pemain yang bermain pada 2 kesebelasan yang mempunyai rivalitasa panjang. Ia memperkuat Barcelona 1996-1997 dan Real Madrid 2002-2007, Inter Milan 1997-2002 dan AC Milan 2006-2008.

Sepak bola Era-90an
(Ronaldo, AC Milan)

Bersama Brazil Ronaldo menjuarai Piala Dunia tahun 1994 dan 2002 serta Runner-up tahun 1998, Copa Amerika 1997, 1999  serta Runner-up tahun 1995. Ronaldo menjadi pencetak gol terbanyak di seluruh gelaran Piala Dunia (15 Gol) sebelum rekor tersebut di patahkan M. Klose, Jerman (16 Gol) pada gelaran Piala Dunia 2014 di Brazil.

Sepak bola Era-90an
(Ronaldo, Piala Dunia 2002)

Jumat, 16 Desember 2016

Sepakbola asia - Profile: Hidetoshi Nakata

Sepak bola Era-90an: Hidetoshi Nakata pemain Jepang yang cukup bersinar di akhir tahun 90-an. Mengawali karir di Jepang bersama klub Bellmare Hiratsuka pada tahun 1995 kemudian nakata menyebrang ke klub Italia Perugia setelah Piala Dunia 1998.

Sepak bola Era-90an
(Nakata di Piala Dunia 1998, Melawan Argentina)

Nakata menjadi pemain asal jepang ke-2 yang bermain di Liga Italia setelah Kazuyoshi Miura di Genoa pada tahun 1994. Karirnya cukup melonjak di Perugia, Selama 1 setengah musim Nakata bermain sebanyak 48 pertandingan dan mencetak 12 gol. 

Sepak bola Era-90an
(Nakata saat bermain di Perugia)

Tahun 2000 AS Roma merekrut Nakata untuk pindah ke Ibu Kota Italia. Momen yang selalu teringat adalah ketika Roma tertinggal 2-0 oleh Juventus, Nakata masuk menggantikan Pangeran, Kapten Roma Totti. Nakata merebut bola berlari ke depan sampai jarak 30 meter dari gawang, ancang-ancang BOOM.... Nakata menedang sangat keras tanpa bisa di bendung oleh kiper Juventus saat itu Van Der Sar, Roma memperkecil kedudukan menjadi 2-1. Di akhir pertandingan sekali lagi Nakata menendang ke arah gawang dari luar kotak pinalti, bola berhasil di halau Van Der Sar, Bola mengarah ke montella, bola langsung di cocoran Montella dan Goaaal.... Skor menjadi 2-2 untuk kedua kesebelasan. Dia akhir laga Montella, Totti memeluk Nakata. Pada akhir musim 2000-01 AS Roma menjuarai Liga Italia, Nakata Menjadi Pemain Asia pertama yang dapat menjuarai Liga Italia.

Sepak bola Era-90an
(Nakata bersama Batistuta)

Satu setengah musim bersama AS Roma Nakata pindah ke AC Parma, di Parma nakata memenangkan Coppa Italia 2001-02. setelah dari AC Parma Nakata sempat bermain di Bologna, Fiorentina dan Bolton Wanderers Inggris. Pemain yang sempat dijuluki David Beckham dari Asia Pensiun di usia 29 Tahun pada tahun 2006.


Sepak bola Era-90an
(David Beckham From Asian & The Real David Beckham)

Kamis, 15 Desember 2016

Sepak Bola Era-90an - Profile: Selamat Ulang Tahun Ke-117 AC Milan

Sepak bola Era-90an

Selamat Ulang Tahun AC Milan - 117 Th
Klub tersukses nomor 2 di dunia bersama
Boca Junior (Argentina), 18 Gelar International,
di bawah Al Ahly (Mesir), 19 Gelar International

7 Champion League
5 Super Uefa Cup
2 Uefa Cup
3 Intercontinetal Cup
1 Fifa Club World Cup


Best XI Versi Penulis (4-4-2):

1. Rossi (GK)

5. Costacurta
13. Nesta
6. Baresi
3. Maldini

8. Gattuso
21. Pirlo
10. Boban
27. Serginho

9. Inzaghi
7. Shevchenko

Allenatore: Carlo Ancelotti


Sepak Bola Era-90an - Profile: Andriy Shevchenko

Sepak bola Era-90an: Andriy Shevcenko klo kita ingat di winning eleven, playstation edisi pertama sangat menjadi andalan ketika kita bermain game tersebut, sama seperti di kehidupan nyata, Shevchenko memiliki kecepatan dan naluri menyerang yang sangat tinggi. berawal dari tim Dynamo Kyie, Ukraina. Shevchenko merajut karir superstar dengan bergabung ke Klub AC Milan pada tahun 1999, Shevchenko langsung menjadi Top Skor Serie-A pada musim perdananya.

Sepak bola Era-90an
(Perkenalan saat bergabung di AC Milan)

Sepak bola Era-90an
(Skill Shevchenko di Winning Eleven)


Musim 2002-03 Shevchenko membantu AC Milan menjadi Juara Liga Champion dan Coppa Italia. Musim 2003-04 Shevchenko meraih Scudetto pertamanya dengan AC Milan serta kembali menjadi Top Skor untuk ke-dua kalinya pada musim yang sama dan memenangkan gelar Pemain Terbaik Dunia / Ballon d'Or pada tahun 2004.

Sepak bola Era-90an
(Ballon d'Or, 15 Desember 2004)

Shevcenko pernah berduet di AC Milan bersama para superstar lini serang seperti: Weah, Bierhoff, Inzaghi, Crespo, Gilardino dan Rivaldo. Untuk kedua kalinya Shevchenko membawa AC Milan Ke Final Liga Champion 2005 berhadapan dengan wakil Inggris, Liverpool. namun sayang keunggulan 3-0 pada babak pertama, dibalas 3 gol pada babak kedua, dilanjutkan adu pinalti dan shevchenko gagal menjalankan tugasnya. Final ini biasa di sebut The Miracle of Intanbul.

Sepak bola Era-90an
(Meredup Bersama Chelsea)

Sinar Shevchenko meredup ketika hijrah dari AC Milan ke Chelsea pada tahun 2006
dua musim di Chelsea Shevchenko hanya menyumbang 9 gol, sempat di pinjamkan kembali ke AC Milan namun performanya tidak membaik. Shevcenko mengakhiri karirnya di Dynamo Kiev, klub pertama ia merintis karir profesionalnya. Shevchenko salah satu penyerang berbahaya yang melonjak karirnya di dunia pada akhir tahun 90an. 

Sepak bola Era-90an
(Dynamo Kiev Klub Terakhir Shevchenko)


Rabu, 14 Desember 2016

Sepak Bola Era-90an - Profile: Blackburn Rovers 1994-95

Sepak Bola Era-90an: Sebelum Leicester City menjadi juara baru di Premier League 2016 dan mengoyahkan hegemoni Duo Manchester serta Chelsea dan Arsenal, ada sebuah anomali di Sepak bola era 90-an sebuah klub yang mengejutkan di dataran Britania, khususnya Premier League Inggris. Pada musim Premier League 1994/95 secara mengejutkan Blackburn Rovers mengalahkan Man. United dalam mempertahankan tittle juara premier league yang telah mereka raih selama dua tahun terakhir.

Sepak bola Era-90an
(Squad Blackburn Rovers 1994-95)

Kenny Daglish selaku manager Blackburn kala itu meraih 27 kemenangan, 8 kali seri dan 7 kekalahan dari total 42 pertandingan. menorehkan poin 89, unggul 1 poin dari Man. United yang pada saat itu di latih oleh Sir Alex Ferguson. Pada musim tersebut bomber Blackburn Rovers juga berhasil menjadi Top Score liga. Alan Shearer mencetal 34 Gol jauh mengungguli pesaing terdekatnya Robbie Fowler dari Liverpool dengan 25 gol.
Pada Bulan November 1994, Alan Shearer dan Christ Sutton mendapat penghargaan Player of The Month, serta turut mendapat penghargaan Kenny Daglish sebagai Manager of The Month.

Sepak bola Era-90an
(Alan Shearer & Chris Sutton)


Musim 1994/95 Blackburn Rovers berisikan pemain-pemain inggris yang sedang berkembang seperti: Le Saux, Tim Flowers, Alan Shearer, Chris Sutton, Stuart Replay serta Tim Sherwood sebagain kapten. Pemain dari luar inggris seperti Bek Scotlandia Hendry serta Berg dari Norwegia membawa pertahanan yang kokoh. Musim yang indah bagi Blackburn Rovers membawa mereka Lolos Ke Liga Champion pada musim berikutnya.

Sepak bola Era-90an
(Formasi Blackburn Rovers 1994-95)



Sepak Bola Era-90an - Ulasan: Piala Dunia 1998 Argentina

Sepak bola Era-90an: Piala Dunia 1998 adalah piala dunia pertama yang saya saksikan di televisi, tim favorite saya saat itu adalah Argentina, di karenakan juru gedor Argentina saat itu adalah Gabriel Omar Batistuta, pemain Fiorentina (Italia), Batigol julukan akrabnya bahu membahu dengan Claudio Lopez, Ariel Ortega serta Juan Sebastian Veron.

Sepak bola Era-90an
(Berdiri: Almeyda, Zanetti, Roa (GK), Ayala, Chamot, Vivas
Jongkok: Lopez, Simeone, Batistuta, Ortega, Veron)

Piala Dunia 1998 menempatkan Argentina di Group H bersama Kroasia, Jamaica dan Jepang. dari 3 pertandingan penyisihan group, Argentina mencatat Clean Sheet tanpa kebobolan. di bawah mistar Argentina Saat itu ada Carlos Roa (Real Mallorca, Spanyol). Argentina Mengalahkan Jepang 1 - 0, Jamaica 5 - 0 dan Kroasia 1- 0.

Sepak bola Era-90an
(Nelson Sensini saat melawan Jepang pada babak penyisihan)

Pada Babak 16 besar Argentina Bertemu Inggris, Bintang-bintang Premiere League seperti Alan Shearer, Golden Boy Michael Owen serta pemain tampan dari Man. United David Beckham membuat pertandingan berjalan solit sampai waktu normal skor sama kuat 2 - 2. Di pertandingan ini David Beckham mendapat kartu merah karena melakukan tindakan tidak sportif kepada Diego Simeone Kapten Argentina. Pertandingan di lanjutkan dengan adu pinalti, dari lima penendang Argentina hanya Crespo yang gagal, sedangkan dari tim Inggris Paul Ince dan David Batty gagal menjalankan tugasnya sebagai algojo pinalti. skor berkesudahan (4-3) untuk Argentina.

Sepak bola Era-90an
(Skandal Kartu Merah David Beckham)

Babak 8 besar Argentina berjumpa Belanda yang pada saat itu di motori oleh Dennis Bergkamp, De Boer Bersaudara, Seedorf serta Edwin Van Der Sar. Argentina Kalah dengan skor 2-1 lewat Gol Kluivert dan Bergkamp, sedangkan gol Argentina di cetak oleh Claudio Lopez. Berakhirlah perjalanan Argentina di Piala Dunia 1998.

Sepak bola Era-90an
(Dennis Bergkamp saat mencetak Gol ke Gawang Argentina)

Sepak Bola Era-90an - Ulasan: Final Champion League 1999

Sepak bola Era-90an tidak lepas dari drama 93 menit yang disuguhkan oleh para pemain dari Man. United dan Bayern Munchen di Stadion Camp Nou, Barcelona. Ini adalah final liga champion pertama yang penulis saksikan di layar kaca RCTI dengan memaksakan bangun di tengah malam. 

Sepak bola Era-90an
(Mario Basler Gol)

Pada awalnya Man. United tertinggal oleh gol yang di cetak Mario Basler pada menit ke-6 babak pertama. Man. United kesulitan membobol gayang Munchen dikarenakan otak serangan mereka Paul Scholes tidak bermain akibat akumulasi kartu kuning, serta kapten tim Roy Keane yang juga terkena akumulasi kartu kuning, Posisi kapten digantikan oleh Peter Schmeichel. Semangat pantang menyerah pasukan Sir Alex tidak kendur sebelum peluit akhir ditiup oleh wasit Pierluigi Collina.

Sepak bola Era-90an
(Samuel Kuffor)

Keajaiban terjadi pada akhir babak ke II ketika dua tendangan sepak pojok David Beckham berbuah Gol kemenangan Man. United, kedua gol tersebut masih terekam dalam ingatan saya sampai saat ini, Gol-gol tersebut membuat Samuel Kuffon Bek Munchen menanggis di lapangan.

Sepak bola Era-90an
(Teddy Sheringham 90+1)

Gol dari dua pemain pengganti Man. United merubah malam di Camp Nou, Aktor dari dua gol tersebut adalah Teddy Sheringham dan Ole "baby face" Solsjaer, Gol tercipta pada menit 90+1 dan 90+3 hampir semua orang tidak percaya dengan apa yang terjadi di Camp Nou. Pada akhirnya P. Collina meniup peluit tanda berakhirnya pertandingan dengan skor 2-1 untuk kemenangan Manchester United.

Sepak bola Era-90an
(Ole "baby face" Solsjaer 90+3)

Sepak bola Era-90an

Manchester United 1999 - The Dream Team

Selasa, 13 Desember 2016

Sepak Bola Era-90an - Profile: Zvonimir Boban

Sepak Bola Era-90an tidak lepas dari banyaknya playmaker jempolan di belahan dunia eropa. Di Liga Italia pemain seperti Roberto Baggio, Totti, Del Piero, Zidane sering di sebut fantatista (pemain fantasi) gaya permainannya mengabungkan teknik, passing brilian dan skill kelas dunia yang dapat mengecoh lawan serta merubah ritme permainan, Playmaker pada saat itu mengatur serangan layaknya Jendral di medan perang.

Sepak bola Era-90an  

Salah satu Fantatista asal negeri eropa timur yang bermain di Liga Italia sempat memperkuat Bari dan bertahan cukup lama di AC Milan ada pada diri Zvonimir Boban. Pemain kelahiran Imotski, Kroasia tahun 1968 ini bermain selama 9 musim di AC Milan, Boban membawa Milan Menjuarai Liga Champion 1994, 4 kali Scudetto Italia, 3 kali Supercoppa Italia, UEFA Super Cup 1 kali. Boban bermain dengan para legenda AC Milan lainnya di era 90-an seperti, Weah, Savicevic, Ancelotti, Baresi, Maldini, Donadoni.

Sepak bola Era-90an


Boban pada masa muda memperkuat Timnas Yugoslavia, menjuarai World Youth Champion Tahun 1987, setelah Kroasia Merdeka dari Yugoslavia, Boban memperkuat Timnas Kroasia. Boban menjadi Kapten Timnas Kroasia pada saat menjadi juara 3 World Cup 1998 di perancis. Kroasia pada World Cup 1998 menjadi kuda hitam dengan melewati Romania di babak 16 besar dan Jerman pada babak 8 besar, serta membuat Perancis kesulitan di semi final. di perebutan tempat ketiga Kroasia mengalahkan Belanda 2-1 lewat gol Prosinecki dan Davor Suker.

Sepak Bola Era-90an - Profile: AC Milan Era 1988-1990

Sepak bola era 90-an tidak akan lepas dari The Dream Team AC Milan era 1989-1990.
Pada era itu AC Milan di latih oleh Arrigo Sacchi pelatih berkebangsaan Italia yang berhasil membawa AC Milan menjadi juara Piala Champion selama 2 tahun berturut-turut, rekor yang sampai hari ini belum terpecahkan (edisi liga champion 2015-2016) dan semoga rekor tersebut terus bertahan sampai AC Milan Sendiri yang akan memecahkannya.

sepak bola era-90 AC Milan Champion 1989

Pada Masa ini AC Milan mengandalkan Trio Belanda Van Baste, Gullit dan Rijkaard serta pemain italia yang berasal dari tim junior AC Milan yang menembus Tim Utama; Baresi, Maldini, Costacurta serta Albertini. AC Milan di juluki The Dream Team di daratan eropa dikarenakan kesolitannya dalam setiap pertandingan, ditakuti musuh. Final Liga Champion 1988-99 versus Steaua Bucuresti (Romania) berakhir 4-0 untuk kemenangan AC Milan, 2 gol di cetak masing-masing oleh Van Basten & Gullit, di lanjutkan di musim berikutnya Final Liga champion 1989-90 melawan Benfica (Portugal) berakhir dengan skor 1-0 untuk AC Milan. gol di cetak oleh Rijkaard pada menit 68.


Sepak bola era 90-an AC Milan juga menjuarai Intercontinental Cup sebanyak 2 kali pada tahun 1989, 1990. Intercontinetal Cup mempertemukan Juara dari daratan Eropa dan Amerika Latin.

sepak bola era-90 Toyota Cup 1989

Tahun 1989: AC Milan (1) Vs (0) Atletico Nacional (Kolombia) - Gol: Evani
Tahun 1990; AC Milan (3) Vs (0) Olimpia (Paraguay) - Gol: Rijkaard (2), Stroopa